Senin, 29 Juni 2015

Temu Outlet SBO Parungkuda


Jumat, 26 Juni 2015

Internetan Murah dari Telkomsel


Minggu, 21 Juni 2015

Sub Branch Office Parungkuda


Kamis, 18 Juni 2015

Mudik bareng bersama Telkomsel


Mudik-Gratis

Hallo Brother, ada acara mudik gratis nih bersama Telkomsel, dapat uang saku lagi, dijamin nyaman dalam perjalanan dan sampai ketujuan mudiknya,kegiatan ini dilakukan setiap tahunnya,menggunakan Bus Ac, khusus Outlet yg ada di wok sukabumi maupun masarakat umum yg berminat serta memenuhi syarat dan ketentuan,  syarat dan ketentuannya adalah, dengan membeli paket data Telkomsel inject velue 1,5 GB  Senilai 750.000 /Beli perdana simpati inject velue sebanyak 25 Pcs, Pertiket untuk satu orang, ada 12 tiket lagi nih yang belum  Terealisasikan untuk alokasi Telkomsel sukabumi, barangkali ada yang berminat dan sudah kehabisan tiket untuk mudiknya, segera booking dan pesan ke nomor di bawah ini;
Candra Lesmana, ( Mse Telkomsel Sukabumi wok Parungkuda nmr Telp :0811320056 )
Pupud Pahrudin : (Supervisor Sub Branch Office Abhimata Citra Abadi Parungkuda 0823 1 678 6789)

Berikut Tujuan Mudiknya,

  • a. Jakarta-Purwokerto via Indramayu- Cirebon-Brebes-Tegal-Bumi ayu-Ajibarang-Purwokerto
  • b. Jakarta -Tegal via Indramayu-Cirebon-Brebes-Tegal
  • c. Jakarta-Kebumen Via Tasik- Wangon-Kebumen
  • d.Jakarta-Jogjakarta via Tasik- Wangunpurwokerto-jogja
  • e.Jakarta-Solo Via Jogja-Prambanan-Klaten-Delanggu-Solo
  • f.Jakarta-Magelang via Wangon-Purworejo-salaman-Magelang
  • g.Jakarta -Semarang via Wangon-Purworejo-salaman-Bawen-Semarang
  • h.Jakarta-Malang via Solo
  • i.Jakarta-Surabaya Via Semarang-Kudus-Pati-Rembang-Tuban-Surabaya
  • j.Jakarta-Madiun via Solo-Sragen-Ngawi-Moospati-Madiun
  • k.Jakarta-Madiun Via Solo-Sragen-Ngawi-Moospati-Madiun-Malang.
Promo ini berlaku sampai tiket habis, atau sampai tanggal 30 juni 2015,
Hatur Nuhun, Matur suwun dan Terima Kasih
Klik Juga

Cara transfer pulsa reguler dan data Telkomsel

Transfer Pulsa simPATI dan Kartu AS
Cara transfer pulsa reguler simPATI dan As.
 
Transfer pulsa simPATI / kartu AS menggunakan panggilan langsung (via UMB): Caranya, ketik langsung kombinasi karakter dan nomor *858*NomorTujuanYangaAkanDiTransfer*NominalPulsaYangAkanDikirim# dan lakukan panggilan atau tekan tombol Call. Contoh: Untuk mengirim pulsa sebesar Rp. 100.000 ke nomor 0821232121xx, ketik seperti ini: *858*0821232121xx*100000# kemudian tekan tombol call. atau *858*0821232121xx*100# kemudian tekan tombol call.
Cara mudah transfer kuota internet simPATI dan Kartu AS.
Caranya, melalui sms ketik: TRF JumlahKuotaInternetNomorYangAkanDitransfer. Contoh: untuk mentransfer kuota internet kartu simPATI atau katu AS sebesar 100 MB ke nomor 08232121XX, ketik seperti ini: TRF 100 0821232121xx  kemudian kirim ke 3636. Sedangkan untuk mentransfer kuota internet kartu simPATI atau katu AS sebesar 1 GB ke nomor 0821232121xx, ketik seperti ini: TRF 1000 08130000000 kemudian kirim ke 3636.
 
Transfer Kuota simPATI / AS dengan cara panggilan langsung via UMB
 
Caranya, lakukan panggilan ke nomor *123# kemudian, Pilih menu 1 (Siaga Berbagi), Pilih menu 6 (Trans Kuota), Pilih berapa besar kuota yang akan di transfer, Pilih OK, Masukkan no hp yang akan di transfer.
 
Cara mudah transfer pulsa dan kuota simPATI dan kartu AS menggunakan aplikasi MyTelkomsel.
 
Bagipenggunaponselpintarterkiniseperti Android, BlackBerry, iPhone dan Windows Phone dapatmemanfaatkanaplikasidariTelkomselyaitu, MyTelkomsel. Dari aplikasiinisemua yang berkaitandenganTelkomsellengkaptersedia. Mulaidari info status, cekpulsa, transfer pulsa, transfer kuota internet sampaicekjumlahpointelkomsel dan menukarkannyalangsung, tersediadidalamsatuaplikasikecilini. Download Aplikasi My TelkomselUntuk Android Download Aplikasi My TelkomselUntuk HP Android Menu UtamaAplikasi My Telkomsel di Android Menu UtamaAplikasi My Telkomsel di HP Android Cara menggunakanaplikasiMyTelkomseljugaterbilangmudah. Susunan menu di atursedemikianrupa, sehinggapenggunatidakakanmengalamikesulitandalammenggunakansemuafungsi yang adadidalamnya. Untukpenggunasmartphone Android, iPhone, iPad, Windows Phone dan BlackBerry, dapat men download aplikasiinimelalui my.telkomsel.com atau bisajugadilihatdalamartikelsebelumnyamengenai telkomsel poin dan link download aplikasiMyTelkomsel.
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 06 Juni 2015

Call Center Telkomsel

Telkomsel sangat memperhatikan kemudahan dan kenyamanan pelanggan dalam memperoleh informasi atau konsultasi setiap saat dan di manapun. Untuk itu, Telkomsel membangun akses pelayanan Call Center dinamakan Caroline (Customer Care On-Line) - pelayanan pelanggan melalui telepon, sebagai wujud dari pelayanan pelanggan 24 jam yang memberikan pelayanan tak henti kepada pelanggan untuk segala kebutuhan dan permasalahan pelanggan. Nomor akses Call Center kami :

a. Nasional : 08071811811 (tarif lokal PSTN)

 
 Mulai 1 Februari 2012, kode akses Call Center (CAROLINE) 116 untuk pelanggan prabayar Telkomsel (SimPATI dan Kartu AS) yang selama ini digunakan akan berubah menjadi 155. Perubahan ini dilakukan sebagai wujud kepatuhan Telkomsel terhadap peraturan Pemerintah tentang penataan kode akses layanan di Indonesia.
Perubahan kode akses call center bagi pelanggan prabayar (prepaid) ini merupakan kepatuhan Telkomsel terhadap Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 4 Tahun 2001 tentang Penetapan Rencana Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan National 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 9/PER/M.KOMINFO/06/2010. Dalam Peraturan tersebut Pemerintah telah menetapkan bahwa kode akses dengan format penomoran 11X hanya diperuntukkan bagi layanan darurat (emergency call) bagi masyarakat.

Sehingga mulai 1 Februari 2012, Telkomsel akan melakukan perubahan kode akses call center yang diperuntukkan bagi pelanggan produk prabayar (prepaid) Telkomsel, yaitu SimPATI dan Kartu AS dari yang sebelumnya menggunakan kode akses 116, menjadi 155. Call Center 155 merupakan pusat layanan informasi untuk seluruh pelanggan prepaid (SimPATI & Kartu AS) yang membutuhkan berbagai macam informasi produk dan layanan Telkomsel. Layanan call center 155, merupakan layanan pelanggan yang tidak berbayar atau gratis seperti layanan 116  sebelumnya.

Bagi Pelayanan pelanggan melalui saluran telepon, selain call center gratis 155, Telkomsel juga telah menyediakan layanan alternatif untuk berbicara langsung dengan petugas (officer) melalui layanan 188.  Layanan 188 ini disediakan bagi pelanggan yang membutuhkan solusi langsung dari officer  dan untuk menggunakan layanan ini pelanggan hanya dikenakan biaya sebesar Rp.300,- per transaksi panggilan/akses. Agar kenyamanan pelanggan terjaga, ketika mengakses layanan 188  akan terdapat informasi di awal menu (disclaimer) ketika pelanggan melakukan panggilan. Apabila pelanggan ingin melanjutkan penggunaan layanan 188, maka pelanggan dapat menekan angka 1 sebagai bentuk persetujuan. Namun jika pelanggan memutuskan tidak melanjutkan dan memutuskan panggilan maka tidak akan dikenakan biaya.

Untuk mendapatkan layanan Telkomsel, selain melalui panggilan telepon, pelanggan juga bisa mengunjungi GraPARI, GeraiHALO dan Plaza Telkom dan website Telkomsel di www.telkomsel.com, atau melalui email ke cs@telkomsel.co.id.

 Klik Disini

Pengertian dari GSM



Pengertian Dasar GSM
Mari kita bahas ya bro tentang Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi yang dibentuk  di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900-1800 MHz. GSM merupakan teknologi infrasturktur untuk pelayanan telepon selular digital dimana bekerja berdasarkan TDMA (Time Division Multiple Access) dan FDMA (Frequency Division Multiple Access). Jaringan Global System for Mobile Communication (GSM) adalah jaringan telekomunikasi seluler yang mempunyai arsitektur yang mengikuti standart ETSI (European Telecommunication Standard Institute) GSM 900 / GSM 1800. Arsitektur jaringan GSM tersebut terdiri atas tiga subsistem yaitu Base Station Subsystem (BSS), Network Switching Subsystem (NSS) dan Operation Subsystem (OSS)  serta perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan yang disebut Mobile System.
Sejarah Awal GSM
Pada awal tahun 80-an, teknologi telekomunikasi seluler mulai berkembang dan banyak digunakan. Tapi teknologinya masih analog, seperti AMPS, TACS, dan NMT. Karena menggunakan teknologi yang masih analog, beberapa system yang dikembangkan di beberapa negara yang berbeda tidak saling kompatibel satu dengan yang lainnya, sehingga mobilitas user sangat terbatas pada suatu area system teknologi tertentu saja.
Untuk mengatasi keterbatasan yang terdapat pada sistem-sistem analog sebelumnya, pada tahun 1982, negara – negara Eropa membentuk sebuah organisasi bertujuan untuk menentukan standard-standard telekomunikasi mobile yang dapat dipakai di semua Negara Eropa. Organisasi ini diberi nama Group Speciale Mobile (GSM). Pembentukan organisasi ini dilatarbelakangi oleh keadaan di tiap-tiap negara Eropa pada saat itu yang masih menggunakan system telekomunikasi wireless yang analog dan tidak compatible antara negara, sehingga tidak memungkinkan dilakukannya roaming antar negara. Organisasi ini kemudian menghasilkan standard-standard telekomunikasi bergerak yang kemudian dikenal dengan GSM (Global System for Mobile communication).
GSM sendiri mulai diimplementasikan di negara eropa pada awal tahun 1990-an. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan benua Amerika. Pada saat ini GSM merupaka teknologi komunikasi bergerak yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia sudah mencapai 1,5 billion pelanggan dan merupakan teknologi yang paling banyak digunakan.
Di Eropa, pada awalnya GSM didesign untuk beroperasi pada band frekuensi 900 MHz, dimana untuk frekuensi uplinknya digunakan frekuensi 890-915 MHz, dan frekuensi downlinknya menggunakan frekuensi 935 – 960 MHz. Dengan bandwidth sebesar 25 MHZ yang digunakan ini (915 – 890 = 960 – 935 = 25 MHz), dan lebar kanal sebasar 200 kHz, maka akan didapat 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk voice dan 1 kanal untuk signaling.
Pada perkembangannya, jumlah kanal sebanyak 124 kanal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah subscriber. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak ini, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 MHZ, yaitu band frekuensi pada 1710-1785 MHz sebagai frekuensi uplink dan frekuensi 1805-1880 MHZ sebagai frekuensi downlinknya. Kemudian GSM dengan band frekuensi 1800 MHZ ini dikenal dengan sebutan GSM 1800. Pada GSM 1800 ini tersedia bandwidth sebesar 75 MHz (1880-1805 = 1785-1710 = 75 MHz). Dengan lebar kanal tetap sama seperti GSM 900, yaitu 200 KHz, maka pada GSM 1900 akan tersedia kanal sebanyak 375 kanal.
GSM yang awalnya hanya digunakan di Eropa, kemudian meluas ke Asia dan Amerika. Di Amerika Utara, dimana sebelumnya sudah berkembang teknologi lain yang menggunakan frekwensi 900 MHZ dan juga 1800 MHz, sehingga frekuensi ini tidak dapat lagi digunakan untuk GSM. Maka regulator telekomunikasi di sini memberikan alokasi frekuensi 1900 MHZ untuk peng-implementasian GSM di Amerika Utara. Pada GSM 1900 ini, digunakan frekuensi 1930-1990 MHz sebagai freukwensi downlink dan frekuensi 1850-1910 MHz sebagai frekuensi uplinknya.
Frekuensi Jaringan GSM           
    
GSM 900-1800
Frekuensi ini merupakan frekuensi yang paling banyak digunakan di dunia. GSM 900 menggunakan frekuensi Uplink 890-915 MHz dan frekuensi Downlink 935-960 MHz. Dengan lebar kanal sebesar 200 KHz maka akan memiliki kanal sebanyak 124 kanal. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang semakin banyak, maka digunakanlah Extended GSM yaitu dengan menambah 50 kanal. Duplex spacing (jarak frekuensi antara uplink dengan downlink) sebesar 45 MHz. GSM 1800 menggunakan frekuensi uplink 1710-1785 MHz dan frekuensi downlink sebesar 1805-1880 MHz dengan duplex spacing sebesar 95 MHz.
GSM 850
Digunakan di USA dan Kanada. Terkadang frekuensi ini disebut dengan frekuensi 800, karena pertama kali digunakan untuk AMPS disebut frekuensi “800 MHz”. Frekuensi uplink sebesar 824-849 MHz dan frekuensi downlink sebesar 869-894 MHz dengan duplex spacing sebesar 47 MHz. GSM 850 memiliki kanal sebanyak 128-251 kanal.
GSM 1900
Frekuensi uplink digunakan pada 1850-1910 MHz dan frekuensi downlink pada 1930-1990 MHz dengan duplex spacing sebesar 80 MHz. GSM 1900 memiliki kanal sebanyak 512-810 kanal.
Arsitektur Jaringan GSM

Secara umum, network element dalam aristektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi :
  1. Mobile Station (MS)
  2. Base Station Sub-system (BSS)
  3. Network Sub-System (NSS)
  4. Operation and Support System
Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).
1. Mobile Station (MS)
Bagian paling rendah dari sistem GSM adalah MS (Mobile Station). Mobile Station (MS) adalah perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Secara umum sebuah Mobile System terdiri dari:
  • Mobile Equipment (ME) atau handset
  • Subscriber Identity Module (SIM) atau Sim card
1.1.   Mobile Equipment (ME)
Mobile Equipment (ME) atau handset adalah perangkat GSM yang berada di sisi pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirimdan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. Secara international, ME diidentifikasi dengan IMEI (International Mobile Equipment Identity) dan data IMEI ini disimpan oleh EIR untuk keperluan authentikasi, apakah mobile equipment yang bersangkutan dijinkan untuk melakuan hubungan atau tidak.
1.2.   Subscriber Identity Module (SIM)
Subscriber Identity Module (SIM) adalah sebuah smart card yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi service yang dimilikinya. Mobile Equipment (ME) tidak dapat digunakan tanpa ada SIM card di dalamnya, kecuali untuk panggilan emergency (SOS) dapat dilakukan tanpa menggunakan SIM card. Secara functionality, sebuah MS mempunyai fungsi-fungis sebagai Radio Resource Management, Mobility Management, dan juga sebagai Communication Management.
 2. Base Station Sub-system (BSS)
Secara umum, Base Station Sub-system terdiri dari BTS (Base Transceiver Station) dan BSC (Base Station Controller). Segala fungsi yang berhubungan dengan peniriman data lewat gelombang radio dikerjakan di dalam bagian-bagian BSS, yang terdiri dari :
2.1. Base Transceiver Station (BTS)
BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS. BTS berhubungan dengan MS melalui air interface atau disebut juga Um Inteface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transciver) sinyal komunikasi dari/ke MS yang menyediakan radio interface antara MS dan jaringan GSM. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk pisik sebuah BTS adalah tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver. Sebuah BTS dapat me-cover area sejauh 35 km. Area cakupan BTS ini disebut juga dengan cell. Sebuah cell dapat dibentuk oleh sebuah BTS atau lebih, tergantung dari bentuk cell yang diinginkan. Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan fungsi-fungsi yang terkait dengan :
  • meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan hubungan.
  • menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/menerima sinyaldengan frekuensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena yang sama.
  • mengontrol power yang di transmisikan ke MS.
  • Ikut mengontrol proces handover.
  • Frequency hopping
2.2. Base Station Controller (BSC)
BSC adalah perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang secara hiraki berada di bawahnya. BSC merupakan interface yang menghubungkan antara BTS (komunikasi menggunakan A-bis interface) dan MSC (komunikasi menggunakan A interface). BSC secara umum memiliki fungsi senagai berikut :
  • Melakukan fungsi radio resource management pada BTS-BTS yang ada di bawahnya.
  • Mengontrol proces handover inter BSC dan juga ikut serta dalam proces handover intra BSC.
  • Menghubungkan BTS-BTS yang berada di bawahnya dengan OMC sebagai pusat operasi dan maintenance.
  • Ikut terlibat dalam proces Call Control seperti call setup, routing, mengontrol dan men-ternimate call.
  • Melakukan dan mengontrol proces timing advance control, yaitu mengontrol sinyal-sinyal yang diterima dari MS yang bergerak, sehingga tidak saling overlap.
3. Network Sub-System
3.1. Mobile Switching Center (MSC)
MSC adalah network element central dalam sebuah jaringan GSM. Semua hubungan (voice call/transfer data) yang dilakukan oleh mobile subscriber selalu menggunakan MSC sebagai pusat pembangunan hubungannya. Pada umumnya, MSC memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
  • Switching dan Call Routing : Sebuah MSC mengontrol proces pembangunan hubungan (call set up), mengontrol hubungan yang telah terbangun, dan me-release call apabila hubungan telah selesai. Dalam hal ini, MSC akan berkomunikasi dengan banyak network element lain seperti NE BSS, VAS, dan IN. MSC juga melakukan fungsi routing call ke PLMN lain (operator seluler lain ataupun jaringan PSTN).
  • Charging : Untuk pelanggan pre-paid, MSC akan selalu berkomunikasi dengan IN yang melakukan fungsi online charging. Selain itu, MSC juga akan mencatat semua informasi tentang sebuah call dalam bentuk CDR (Call Detail Record).
  • Berkomunikasi dengan network element lainnya (HRL,VLR, IN, network element VAS, dan MSC lainnya) : MSC akan berkomunikasi dengan HLR dan VLR terutama dalam proces pembangungan hubungan (call set up), call routing (di HLR disimpan lokasi terakhir MS tujuan dan untuk merouing call tersebut ke MS yang sedang meng-cover MS tujuan, HLR akan meminta informasi routing ke MSC yang sedang meng-cover MS pemanggil) dan call release. MSC akan berhubungan dengan network element VAS seperti SMSC, MMSC, RBT server, dll, dalam rangka proces delivery content service-service VAS tersebut ke MS tujuan. MSC akan berhubungan dengan MSC lain dalam hal proces call setup (trmasuk call routing), dan juga mengontrol process handover antar cell yang terletak pada 2 MSC yang berbeda.
  • Mengontrol BSC yang terhubung dengannya : Sebuah MSC dapat terhubung dengan 1 BSC atau lebih. MSC akan mengontrol dan berkomunkasi dengan BSC dalam hal call setup, location update, handover inter MSC (handover antara 2 cell yang terdapat pada 2 BSC yang berbeda tapi masih dalam 1 MSC yang sama).
3.2. Authentication Center (AuC)
AuC menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa keabsahan pelanggan, sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan bagi pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Disamping itu AuC berfungsi untuk menghindarkan adanya pihak ke tiga yang secara tidak sah mencoba untuk menyadap pembicaraan. Dengan fasilitas ini,maka kerugian yang dialami pelanggan sistem selular analog saat ini akibat banyaknya usaha memparalel, tidak mungkin terjadi lagi pada GSM. Sebelum proses penyambungan switching dilaksanakan sistem akan memeriksa terlebih dahulu, apakah pelanggan yang akan mengadakan pembicaraan adalah pelanggan yang sah.
AuC menyimpan informasi mengenai authentication dan chipering key. Karena fungsinya yang mengharuskan sangat khusus, authentication mempunyai algoritma yang spesifik, disertai prosedur chipering yang berbeda untuk masing-masing pelanggan. Kondisi ini menyebabkan AuC memerlukan kapasitas memory yang sangat besar. Wajar apabila GSM memerlukan kapasitas memory sangat besar pula. Karena fungsinya yang sangat penting, maka operator selular harus dapat menjaga keamanannya agar tidak dapat diakses oleh personil yang tidak berkepentingan. Personil yang mengoperasikan dilengkapi dengan chipcard dan juga password identitas dirinya.
3.3. Equipment Identity Registration (EIR)
EIR memuat data-data peralatan pelanggan (Mobile Equipment) yang diidentifikasikan dengan IMEI (International Mobile equipment Identity). Data Mobile Equipment yang di simpan di EIR dapat dibagi atas 3 (tiga) kategori:
  • Peralatan yang diijinkan untuk mengadakan hubungan pembicaraan kemanapun
  • Peralatan yang dibatasi dan hanya diijinkan mengadakan hubungan pembicaraan ketujuan yang terbatas
  • Peralatan yang sama sekali tidak diijinkan untuk berkomunikasi
Kebaradaan EIR belum distandardisasi secara penuh, oleh karena itu belum dioperasikan di semua operator. Masih diperlukan klasifikasi dan penyempurnaan yang berkaitan dengan aspek hukum. Di Indonesia sendiri, belum ada operator seluler yang mengimplementasikan EIR. Bila EIR digunakan, maka operator dapat melakukan pemblokiran terhadap handset (ingat, bukan pemblokiran nomor pelanggan, tapi pemblokiran handset (pesawat telponnya)) yang digunakan oleh pelanggan. Sehingga apabila ada handset pelanggan yang hilang, maka pelangan dapat mengajukan agar handaset tersebut diblokir sehingga tidak akan pernah dapat digunakan lagi oleh orang lain. Dengan pengimplementasian EIR ini tentu akan dapat mengurangi kasus-kasus pencurian handphone, karena si pemilik dapat meminta agar handphonenya yang sudah dicuri diblokir dan tidak dapat digunakan lagi. Sehingga motivasi para pencuri untuk melakukan pencurian handphone akan berkurang.
4. Operation and Support System (OSS)
Operation and Support System (OSS) sering juga disebut dengan OMC (Operation and Maintenance Center), adalah sub system jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian dan maintenance perangkat (network element) GSM yang terhubung dengannya. Tiap-tiap network element mempunyai perangkat OMC-nya sendiri-sendiri, misalnya network element NSS mempunyai perangkat OMC sendiri, network element BSS mempunyai perangkat OMC sendiri, network element VAS juga memiliki perangkat OMC sendiri. Biasanya, di banyak operator semua perangkat OMC ini diletakan di dalam satu ruangan OMC yang terpusat.
OMC pada umumnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
  • Fault Management : Memonitor keadaan/kondisi tiap-tiap network element yang terhubung dengannya. Dalam hal ini, OMC akan selalu menerima alarm dari network element yang menunjukan kondisi di network element yang dimonitor, apakah ada probelm di newtwork element atau tidak.
  • Configuration Management : sebagai interface untuk melakukan/merubah configurasi network element yang terhubung dengannya.
  • Performance Management : Berapa OMC ada yang dilengkapi juga dengan fungsi performance management, yaitu fungsi untuk memonitor performance dari network element yang terhubung dengannya.
  • Inventory Management : OMC juga dapat berfungsi sebagai inventorty management, karena di database OMC terdapat informasi tentang aset yang berupa network element, seperti jumlah dan konfigurasi seluruh network element, dan juga kapasitas network elemen.
  • Semoga bermanfaat..

Jumat, 05 Juni 2015

Arti dari VLR & HLR

Klik disini
Pengertian dari VLR  Dan HLR

Yoo brother kita bahas sedikit tentang komunikasi seluller kebanyakan para penjual pulsa masih awam dengan kata-kata HLR, tetapi mungkin sebagiannya sudah sering mendengar kata-kata HLR, untuk itu mari kita coba bahas di sini apa itu arti dari HLR.
HLR adalah singkatan dari “Home Location Register” dari kata-kata tersebut kita dapat mengartikan bahwa kartu kita mempunyai domain register pada area tertentu.
Pada saat Anda membeli perdana, Anda akan memilih nomornya yang bervariasi menurut Anda tetapi sebenarnya operator seluler telah membagi sistem penomoran tersebut per wilayahnya. Jadi Nomor yang Anda beli sebenarnya adalah memang ditujukan untuk dijual dan diaktifkan pada Area Anda. misalnya untuk simPATI LOOP dengan awalan nomor 0822 13 Adalah nomor yang mempunyai base domain di wilayah Jakarta.
Jadi kesimpulannya HLR adalah tempat dimana Anda membeli dan mengaktifkan kartu perdana Anda pertama kali, tentunya Anda membeli pada Area yang sama pula, misalnya Anda membeli perdana di Kalimantan lalu mengaktifkannya di Jakarta tetap saja Nomor tersebut mempunyai HLR Kalimantan bukan HLR Jakarta.
HLR berfungsi untuk penyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan yang tersimpan secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR bertindak sebagai pusat informasi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan.

Setelah kita mengetahui apa arti HLR, terdapat istilah yang berhubungan dengan HLR yaitu VLR, apalagi ya itu VLR? mari kita coba bahas sedikit disini.
Kebanyakan dari kita tentunya lebih sering mendengar istilah HLR dibandingkan dengan VLR, VLR adalah singkatan dari “Visitor Location Register” yang artinya terdapat kartu-kartu GSM dengan HLR yang satu sedang berada dalam lokasi HLR yang lainnya.

VLR berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat pelanggan memasuki suatu area yang bernaung dalam wilayah VLR tersebut (itulah mengapa terdapat istilah Roaming). Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR memungkinkan kita untuk melakukan hubungan baik Incoming Call (panggilan masuk) maupun Outgoing Call (panggilan keluar).

VLR bertindak sebagai data base pelanggan yang bersifat dinamis, karena selalu berubah setiap waktu, menyesuaikan dengan pelanggan yang memasuki atau berpindah naungan. Data yang tersimpan dalam VLR secara otomatis akan selalu berubah mengikuti pergerakan pelanggan. Dengan demikian akan dapat dimonitor secara terus menerus posisi dari pelanggan, dan hal ini akan memungkinkan kita untuk melakukan interkoneksi pembicaraan dengan pelanggan lain. VLR selalu berhubungan secara intensif dengan HLR yang berfungsi sebagai sumber data pelanggan.
kira-kira penjelasan dari VLR seperti itu.


. Home Location Register (HLR)
HLR adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database sebagai penyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan yang tersimpan secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR bertindak sebagai pusat informasi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR selalu berhubungan dengan HLR dan memberikan informasi posisi terakhir dimana pelanggan berada. Informasi lokasi ini akan diupdate apabila pelanggan berpinah dan memasuki coverage area suatu MSC yang baru. Informasi-informasi yang disimpan di HLR adalah :
– Identitas pelanggan (IMSI, MSISDN)
– Suplementary service pelanggan
– Informasi lokasi terakhir pelanggan
– Informasi Authentikasi pelanggan
HLR juga akan selalu berkomunikasi dengan AuC dalam hal melakukan retrieving parameter authentikasi yang baru setiap saat sebelum segala jenis aktvitas pelanggan dilakukan.
3.3. Visitor Location Register (VLR)
VLR adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database yang menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat pelanggan memasuki suatu area yang bernaung dalam wilayah MSC VLR (setiap MSC akan memiliki 1 VLR sendiri) tersebut (melakukan Roaming). Informasi pelanggan yang ada di VLR ini pada dasarnya adalah copy-an dari informasi pelanggan yang ada di HLR-nya. Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR memungkinkan MSC untuk melakukan hubungan baik Incoming (panggilan masu) maupun Outgoing (panggilan keluar). VLR bertindak sebagai data base pelanggan yang bersifat dinamis, karena selalu berubah setiap waktu, menyesuaikan dengan pelanggan yang memasuki atau berpindah dalam suatu area cakupan suatu MSC. Data yang tersimpan dalam VLR secara otomatis akan selalu berubah mengikuti pergerakan pelanggan. Ketika pelanggan bergerak meninggalkan area suatu MSC dan menuju area MSC lainnya, maka informasinya akan dicatat di VLR MSC barunya dan dihapus dari VLR sebelumnya. Dengan demikian posisi pelanggan dapat dimonitor secara terus menerus dan hal ini akan memungkinkan MSC untuk melakukan penyambungan pembicaraan/SMS dari/ke pelanggan ini ke dengan pelanggan lain. VLR selalu berhubungan secara intensif dengan HLR yang berfungsi sebagai sumber data pelanggan.
Bila sebuah MS bergerak keluar coverage area suatu MSC menuju coverage MSC yang lain, maka yang terjadi adalah :
  • VLR MSC yang baru akan meng-check di database-nya apakah record MS tersebut sudah ada atau belum. Proces pengecheckan dilakukan dengan menggunakan IMSI.
  • Jika recordnya belum ada, maka VLR akan mengirimkan request ke HLR MS tersebut untuk mengirimkan copy-an data MS tersebut yang ada di HLR-nya.
  • HLR akan mengirimkan informasi MS tersebut ke VLR tjuan dan juga meng-update informasi lokasi MS tersebut di database HLR. HLR kemudian akan mengintruksikan VLR sebelumnya(asal) untuk menghapus informasi MS tersebut di databasenya.
  • VLR yang baru akan menyimpan informasi MS tersbut, termasuk lokasi terakhir dan statusnya


Semoga Bermanfaat